Selasa, 21 April 2009

Wanita Tercantik

Abu Hasan Siraj bercerita, "Ketika aku pergi haji, aku mengelilingi Ka'bah dan tanpa sengaja melihat seorang perempuan cantik. Aku berkata, "Demi Allah, belum pernah aku melihat orang secantik ini. Pastilah kecantikan itu karena dia belum pernah mengalami kesedihan."

Rupanya dia mendengarkan gumamanku, lalu berkata, "Apa yang telah anda ucapkan? Demi Allah, aku telah terbenam dalam duka cita dan kesengsaraan. Tak seorangpun yang mau berbagi rasa denganku."

Aku bertanya, "Apakah yang terjadi denganmu?"

Dia berkata, "Suamiku adalah penyembelih domba. Saat itu kedua anakku yang masih kecil sedang bermain-main, sedangkan seorang bayi ada dipangkuanku, sementara aku juga harus memasak. Kemudian salah satu anak itu berkata, 'Mari aku tunjukkan cara bapak kita menyembelih domba.'Anak yang satunya setuju. Dan seketika itu dia membunuh saudaranya seperti membunuh seekor domba dengan cara merebahkannya ke tanah. Lalu dia lari ketakutan dan mendaki sebuah bukit di mana seekor serigala melahapnya. Bapaknya pergi mencari-cari dia dan dalam perjalanan, dia meninggal dunia karena kehausan yang sangat. Aku mendudukkan bayiku dengan penuh harapan mendapat kabar dari suamiku. Sementara bayiku merangkak ke perapian yang diatasanya ada periuk mendidih. Segera saja dia menggoyang-goyangkannya, dan jatuhlah periuk itu kepadanya, akibatnya tubuh bayiku terbakar sampai kulitnya terkelupas. Aku juga masih memiliki seorang anak gadis yang tinggal dirumah suamiku. Ketika malapetaka ini terdengar olehnya, dia terjatuh dan tewas. Begitulah, akhirnya kini tinggal aku sendirian."

Aku bertanya."Bagaimana engkau dapat bertahan dengan semua kemalangan ini?"

Dia berkata, "orang yang mau merenung tentang kesabaran dan ketidaksabaran akan memahami banyak perbedaan diantara keduanya. Balasan kesabaran adalah kemuliaan, adapun ketidaksabaran tidak ada pahalanya.""

kemudian dia membaca syair berikut dan pergi,

Pertahananku adalah hal yang terbaik untuk diandalkan, kesabaran.
Sekiranya diperoleh kebaikan dari ketidaksabaran, sudah pasti telah kujalani
Aku telah bertahan dari segala kemalangan yang dapat meruntuhkan gunung-gunung
Airu mataku dapat terkendali
Dia bisa tertahan keluar
Tapi kini ia terjatuh ke relung hatiku


Sumber: 37 Kisah Mutiara Hikmah, Rika Fitria Hasanah, Pustaka Ulumuddin

Tidak ada komentar: